Sunday, January 5, 2020

              Multiplexing dalam Telekomunikasi





Multiplexing

       Multiplexing adalah rangkaian yang memiliki banyak input tetapi hanya 1 output dan dengan menggunakan sinyal-sinyal kendali, kita dapat mengatur penyaluran input tertentu kepada outputnya, sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sinyal yang banyak melalui media tunggal. (penggabungan 2 sinyal atau lebih untuk disalurkan ke dalam 1 saluran komunikasi).
Keuntungannya :
  1. Host hanya butuh satu port I/O untuk n-terminal
  2. Hanya satu line transmisi yang dibutuhkan
  3. Menghemat biaya penggunaan saluran komunikasi
  4. Memanfaatkan sumberdaya seefisien mungkin
  5. Menggunakan kapasitas saluran semaximum mungkin
  6. Karakteristik permintaan komunikasi pada umumnya memerlukan penyaluran data dari beberapa terminal ke titik yang sama.

Ada 3 teknik multiplexing :
  1. Frequency-division multiplexing (FDM)
  2. Time-division multiplexing (TDM)
  3. Statistical time-division multiplexing (STDM)

Pemilihan FDM, TDM dan STDM ditentukan oleh :
  1. Kapasitas kanal,
  2. Harga peralatan, dan
  3. Konfigurasinya.

Frequency Division Multiplexing (FDM)

    Adalah mux yang paling umum dan banyak dipakai, dengan menumpuk sinyal pada bidang frekuensi. Data yang dikirimkan akan dicampur berdasarkan frekuensi. Banyak digunakan pada pengiriman sinyal analog. Data tiap kanal dimodulasikan dengan FSK untuk voice grade channel. 



FDM disebut "code transparent" artinya sistem sandi yang dipakai oleh data tidak memberi pengaruh. FDM dapat beroperasi secara full duplex 2 atau 4 kawat. Contoh FDM adalah pada penggunaan radio dan TV.
Enam sumber sinyal dimasukkan ke dalam suatu multiplexer, yang memodulasi tiap sinyal ke dalam frekuensi yang berbeda (f1,...,f6). Tiap sinyal modulasi memerlukan bandwidth center tertentu disekitar frekuensi carriernya, dinyatakan sebagai suatu channel.
Sinyal input (analog / digital) akan ditransmisikan melalui medium dengan sinyal analog. Contohnya yaitu transmisi full-duplex FSK (Frequency Shift Keying), broadcast dan TV kabel.

Time-division multiplexing (TDM)


    TDM biasanya digunakan untuk komunikasi point to point. Pada TDM, penambahan peralatan pengiriman data lebih mudah dilakukan karena tidak akan mempengaruhi peralat-an yang sudah ada sampai pada batas-batas tertentu.





TDM lebih efisien daripada FDM karena 1 saluran komunikasi telpon misalnya, dapat dipakai sampai dengan 30 terminal sekaligus.

TDM yang umum dikenal adalah PCM. Terdapat 4 metode untuk coding amplitudo yaitu :
a. PAM (Pulse Amplitudo Modulation)
b. PPM (Pulse Position Modulation)
c. PCM (Pulse Code Modulation)
d. PDM (Pulse Duration Modulation)

Yang paling umum digunakan adalah PCM. Perkembangan terakhir dari tehnik multiplexing ialah Statistical Time Division Multiplexing (STDM) yang mempunyai keuntungan dalam efesiensi penggunaan saluran secara lebih baik.


Statistical Time-Division Multiplexing

   Statistical TDM dikenal juga sebagai asynchronous TDM dan intelligent TDM, sebagai alternatif synchronous TDM.


Efisiensi penggunaan secara lebih baik dibandingkan FDM dan TDM. Memberikan kanal hanya pada terminal yang membutuhkannya dan memanfaatkan sifat lalu lintas yang mengikuti karakteristik statistik. STDM dapat mengidentifikasi terminal mana yang mengganggur / terminal mana yang membutuhkan transmisi dan mengalokasikan waktu pada jalur yang dibutuhkannya.

Untuk input, fungsi multiplexer ini untuk men-scan buffer-buffer input, mengumpulkan data sampai penuh, dan kemudian mengirim frame tersebut. Dan untuk output, multiplexer menerima suatu frame dan mendistribusikan slot-slot data ke buffer output tertentu.
http://akmalantonite.blogspot.com/2016/01/multiplexing.html





No comments:

Post a Comment

Wisata Pantai Sasak Pasaman Barat

 SELAMAT DATANG   Altas Maulana (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar), pada 2020 membangun sarana pr...